Jumat, 29 Juni 2012

pidie jaya

Geografis
Kabupaten Pidie Jaya adalah salah satu kabupaten yang  baru terbentuk berada dalam wilayah  provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, dengan ibukota Kabupaten adalah Kota Meureudu. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2007, pada tanggal 2 Januari 2007, dengan luas wilayah Kabupaten Pidie Jaya 1.162,84 km2, yang terdiri dari 8 kecamatan, 34 Mukim, 9 kelurahan dan 213 desa.
Batas-batas wilayah sebagai berikut :
  • Sebelah Utara berbatasan langsung dengan Selat Malaka,
  • Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Samalanga Kabupaten Bireuen,
  • Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pidie (Kecamatan Tangse, Kecamatan Geumpang dan Kecamatan Mane),
  • Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pidie (Kecamatan Geuleumpang Tiga, Kecamatan Geuleumpang Baro, dan Kecamatan Keumbang Tanjong).
Gambar  Letak Administrasi Pidie Jaya
articles
Kabupaten Pidie Jaya juga merupakan salah satu wilayah yang terkena dampak tsunami dan mengakibatkan sebagian wilayah pesisir luluh lantak, struktur perekonomian, infrastruktur dan prasarana lainnya.  Wilayah kabupaten ini terdiri  dari 8(delapan) wilayah kecamatan, yaitu: Bandar Baru, Pante Raja, Trienggadeng, Meureudu, Meurah Dua, Ulim, Jangka Buya, dan Kecamatan Bandar Dua. Secara keseluruhan wilayah Kabupaten Pidie Jaya memilki luas 1.162,85 Km², dengan wilayah yang terluas di Kecamatan Meurah Dua dan Bandar Baru, masing-masing luasan 25,13% dan 24,19% dari luas wilayah Kabupaten Pidie Jaya.
Luas dan Presentase Luas Kecamatan Di Kabupaten Pidie Jaya
NO
KECAMATAN
LUAS
(Km2)
PERSENTASE
(%)
1
Bandar Baru
281.24
24.19
2
Pante Raja
40.04
3.44
3
Trienggadeng
128.00
11.01
4
Meureudu
156.74
13.48
5
Meurah Dua
292.20
25.13
6
U l i m
60.73
5.22
7
Jangka Buya
29.64
2.55
8
Bandar Dua
174.26
14.99
Jumlah
1.162,85
100,00
Sumber :  Bappeda Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2008

Jumlah Desa, Kelurahan dan Kemukiman Di Kabupaten Pidie Jaya
No
Kecamatan
Luas Wilayah (km2)
Jumlah
Desa
Kelurahan
Kemukiman
1
Bandar Baru
281.24
43
-
8
2
Pante Raja
40.04
10
-
2
3
Trienggadeng
128.00
27
-
5
4
Meureudu
156.74
27
3
7
5
Meurah Dua
292.20
19
-
-
6
U l i m
60.73
30
-
5
7
Jangka Buya
29.64
18
-
2
8
Bandar Dua
174.26
39
6
5
TOTAL
1,162.85
213
9
34
Sumber : Bappeda Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2008

Faktor alam adalah kondisi geografis yang secara inheren dimiliki suatu daerah yang mana apabila terjadi bencana, manusia sebagai penghuninya tidak dapat sepenuhnya mengendalikan. Faktor alam tersebut antara lain wilayah Kabupaten Pidie Jaya seluas 1.162,84 Km2 yang terdiri dari luas wilayah darat 952,0 Km2 dan Wilayah laut 210,84 Km2, dengan koordinat  4,91 - 5,30 Lintang Utara dan 96,02 - 96,36 Bujur Timur.
Permasalahan banjir dan tanah longsor merupakan persoalan alam yang tidak dapat sepenuhnya dikendalikan oleh Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya, karena hulu sungai seperti Sungai Krueng Kala yang daerah penyangga berada di luar kewenangan Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya, melainkan dibawah kewenangan Kabupaten Pidie. Adapun sungai-sungai yang berada diwilayah Kabupaten Pidie Jaya adalah Sungai Krueng Kala di Kecamatan Bandar Baru perbatasan dengan Kabupaten Pidie, Sungai Krueng Cubo berada di Kecamatan Panteraja dan Kecamatan Trienggadeng, Krueng Meureudu yang membelah Kecamatan Meureudu dengan Kecamatan Meurah Dua dan Krueng Jeulangan yang melintasi kecamatan Bandar Dua dan Jangka Buya. Sungai-sungai tersebut sangat rawan terjadinya banjir karena perilaku masyarakat masih membuang sampah dan limbah rumahtangga ke sungai dan banyaknya pohon penyangga sungai yang telah mati akibat penebangan dan tidak optimalnya fungsi irigasi yang ada serta eksploitasi sumberdaya sungai berupa Bahan Galian C (pasir dan batu).
Secara topografi Kabupaten Pidie Jaya berada pada  ketinggian 0,80 m s/d 125,0 m di atas permukaan laut dengan tingkat kemiringan lahan antara 0 sampai 40%, dimana untuk kota kota kecamatan seperti Panteraja, Treinggadeng, dan Meureudu berada dipesisir pantai laut Malaka. Secara keseluruhan Kabupaten Pidie Jaya rawan terhadap banjir dan erosi. Kecamatan Ulee Glee yang merupakan wilayah yang berada ditempat yang lebih tinggi dari daerah lainnya dan wilayah selatan dari kecamatan Bandar Baru, Panteraja, Trienggadeng dan Merah Dua dari Kabupaten Pidie Jaya  juga merupakan kawasan hutan yang selama ini terjadi penebangan hutan yang tidak terkendalinya dan kurang berhasilnya reboisasi kawasan hutan berpotensi untuk terjadinya erosi. Dari klasifikasi lereng, Kabupaten Pidie Jaya merupakan daerah dataran tinggi yang memiliki daerah kelas lereng lebih besar dari 40 % dan daerah pesisir pantai yang memiliki klasifikasi lereng 0 - 3 %. Bila dilihat dari jenis tanah kabupaten Pidie Jaya, jenis tanah podzolit merah kuning merupakan jenis terluas dengan beberapa jenis tanah lainnya. Keadaan tanah efektif di Kabupaten Pidie Jaya mencapai 94,78 % untuk kedalaman lebih dari 90 cm, sedangkan sisanya 5,22 % tersebar ke dalaman lainnya.
Penggunaan lahan di Kabupaten Pidie Jaya terbagi atas beberapa bagian/fungsi yaitu daerah daratan yang berfungsi sebagai daerah permukiman dan lahan perkebunan serta pertanian, dan daerah rawa/tambak yang terdapat di sepanjang pantai. Paska tsunami terjadi pergeseran fungsi lahan yang sebelumnya berorientasi ke pantai, sekarang ini mengarah menjauhi pantai, hal ini terjadi akibat kerusakan di kawasan pesisir pantai dan terjadinya penurunan permukaan daratan.
sumber:wikipedia

0 komentar

Posting Komentar